Tuesday, April 23, 2013

Informasi Pantai Panggandaran, Kab Panggandaran, Jawa Barat



Pantai Pangandaran merupakan sebuah objek wisata andalan Kabupaten Pangandaran (pemekaran dari Kabupaten Ciamis) yang terletak di sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di Desa Pananjung,

Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Pantai ini dinobatkan sebagai pantai terbaik di Pulau Jawa menurut AsiaRooms.





Selain keindahan pantainya, Pantai Pangandaran juga memiliki beberapa keistimewaan lainnya, antara lain:

  1. Dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari Pantai Timur dan Pantai Barat pada hari yang sama.
  2. Pantainya landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama, sehingga memungkinkan kita untuk berenang dengan relatif aman.
  3. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih.
  4. Memiliki tim penyelamat wisata pantai.
  5. Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan yang memadai.
  6. Terdapat taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang mempesona.
  7. Gua Jepang peninggalan Perang Dunia II.


Event pariwisata yang biasa digelar di Pantai Panggandaran
  • Hajat Laut, yakni upacara yang dilakukan nelayan di Pangandaran sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap kemurahan Tuhan YME dengan cara melarung sesajen ke laut lepas. Acara ini biasa dilaksanakan pada tiap-tiap bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur Pangandaran.
  • Festival Layang-layang Internasional (Pangandaran International Kite Festival) dengan berbagai kegiatan pendukungnya yang bisa kita saksikan pada tiap bulan Juni atau Juli.


Fasilitas di Pantai Panggandaran

Umum
  • Lapangan parkir yang cukup luas
  • Pelayanan pos, telekomunikasi dan money changer
  • Pramuwisata dan Pusat Informasi Pariwisata
  • Bumi perkemahan
  • Sepeda dan ban renang sewaan
  • Parasailing dan jetski
  • Waterboom

Hotel
  • Hotel, restoran, penginapan, pondok wisata dengan tarif bervariasi, antara lain:
  • Surya Kencana Seaside Hotel Pangandaran
  • Hotel Laut Biru
  • Pantai Indah Resort & Hotel Pangandaran
  • Sunrise Beach Pangandaran Hotel
  • Surya Pesona Beach Hotel Pangandaran
  • PURI RENGGANIS
  • Mustika Ratu Hotel
  • Century Hotel


Akses Perjalanan Menuju Pantai Panggandaran
  • Untuk sampai di Pantai Pangandaran wisatawan bisa menggunakan dua jalur:
  • Jalur Darat Menggunakan Bus
  • Bus Jurusan Bandung - Tasikmalaya-Banjar - Pengandaran
  • Jakarta Bus Jurusan Kp.Rambutan - Pangandaran
  • Bus Yogyakarta - Cilacap - Kalipucang - Pangandaran
  • Jalur Udara Menggunakan Pesawat Susi Air
  • Bandung Bandara Husen Sastranegara - Pangandaran Bandara Nusawiru
  • Jakarta Bandara Halim Perdanakusuma - Pangandaran Bandara Nusawiru





Wednesday, April 3, 2013

Sejarah Terbentuknya Musik Dangdut Di Indonesia

Sejarah Terbentuknya Musik Dangdut Di Indonesia sangatlah panjang. Musik Dangdut saat ini sudah menjadi ciri khas di negara kita Indonesia. Oleh karena itu pentingnya kita melestarikan semua kebudayaan musik dangdut ini. Akan tetapi ingat harus dengan perbuatan yang positif.

Langsung saja simak Sejarah Terbentuknya Musik Dangdut Di Indonesia di bawah ini :

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). 

Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu dangdut populer yang dibagi dalam tiga kelompok kronologis, sesuai dengan perkembangan musik dangdut:

Pra-1970-an
- Husein Bawafie
- Munif Bahaswan
- Ellya
- M. Mashabi
- Johana Satar
- Hasnah Tahar

1970-an
- A. Rafiq
- Rhoma Irama
- Elvy Sukaesih
- Mansyur S.
- Mukhsin Alatas
- Herlina Effendi
- Reynold Panggabean
- Camelia Malik
- Ida Laila

Setelah 1970-an
- Vetty Vera
- Nur Halimah
- Hamdan ATT
- Meggy Zakaria
- Iis Dahlia
- Itje Tresnawaty
- Evi Tamala
- Ikke Nurjanah
- Kristina
- Cici Paramida
- Dewi Persik
- Inul Daratista
- dll 

Dangdut dalam budaya kontemporer Indonesia
Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang jelas terlihat dari lirik-lirik lagu ciptaannya dan dinyatakan sendiri olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu polemik besar kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya panggung penyanyi dangdut dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral".

Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah, sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.

Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.

Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.

Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.

Interaksi dengan musik lain
Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik yang lain. Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut.

Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi Kempot), atau zapin.

Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi Dangdut, misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.

Bangunan lagu
Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri). Lagu dangdut juga miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni. Sebagai musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.

Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan seruling, selebihnya merupakan permainan gitar atau mandolin. Panjang intro dapat mencapai delapan birama. Bagian awal tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa pengulangan. Jika terdapat pengulangan, dapat disela dengan suatu baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang isi lagu, situasi yang dihadapi sang penyanyi.

Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama. Sebelum memasuki bagian kedua biasanya terdapat dua kali delapan birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali delapan birama dengan disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir bagian kedua kadang-kadang terdapat koda sepanjang empat birama. Lirik bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari situasi yang digambarkan bagian pertama atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk menjawab situasi itu.

Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir. Lagu dangdut diakhiri pada pengulangan bagian pertama. Jarang sekali lagu dangdut diakhiri dengan fade away.'

Thursday, January 24, 2013

Sejarah Terbentuknya Nama - Nama Planet

Planet adalah semuah tempat tinggal di mana makhluk hidup bisa hidup di dalamnya. Banyak sekali macam-macam planet yang saaat ini sudah di temukan manusia.

Dan untuk yang terbaru saat ini planet masih berjumlah 8, Karena pluto sudah tak dinaggap menjadi sebuah planet. Langsung saja simak Sejarah Terbentuknya Nama - Nama Planet di bawah ini :

1. Merkurius 
Planet Merkurius diambil dari nama Merkurius, dewa romawi yang bertugas sebagai pemberi kabar, petunjuk, dan wahyu. Dia mempunyai kecepatan terbang yang sangat luar biasa dan biasanya dia sering bersama dewa Mars. Planet ini sesuai dengan dewa merkurius yaitu dapat terbang sangat cepat. Sedangkan, planet ini merupakan planet yang mengitari matahari dengan sangat cepat. 

2. Venus 
Planet Kejora Diambil dari nama Dewi kecantikan. Venus merupakan pasangan dari dewa Mars. Planet ini mendapat nama seperti itu karena planet venus sangat indah jika dilihat kapanpun. Itu karena atmosfernya 90% terdiri dari CO2 yang bersifat menyerap cahaya matahari sehingga planet ini terlihat berkabut dengan cahaya yang sangat indah. 

3. Bumi 
Tidak diketahui secara asli mengapa dinamakan bumi. Tetapi, beberapa sumber mengatakan bahwa bumi merupakan nama lain dari Dewi Gaia, Dewi yang menjaga alam semesta dan memberi kemakmuran serta kehidupan. Mungkin, nama itu diberikan kepada planet tempat kita bermukim ini karena disini merupakan tempat yang memiliki sumber kehidupan yang sangat penting yaitu, air. 

4. Mars 
Mars merupakan nama dari Dewa perang orang-orang bangsa romawi dan suami dari dewi Venus. Para orang terdahulu menganggap planet merah ini sebagai perwujudan dari dewa Mars karena rupa planet ini yang agak merah. Mereka menganggap Dewa mars sangat senang sekali untuk berperang. Perang identik dengan timbulnya korban jiwa ataupun darah, oleh karena itu mereka menamai planet ini dengan sebutan Mars. 

5. Jupiter 
Planet terbesar ini layak mendapat nama Jupiter. Itu karena secara fisik, planet ini memiliki massa yang sangat menakjubkan. Di samping itu Jupiter merupakan nama dari raja semua dewa romawi yang otomatis juga bertubuh raksasa. 

6. Saturnus 
Saturnus merupakan dewa romawi terkuat ke-2 dan dia adalah kakek dari Jupiter. Selain itu, saturnus adalah dewa pertanian yang suka terhadap keindahan di bumi. Bisa dihipotesakan bahwa planet bercincin ini mendapat nama itu karena perwujudannya yang sangat indah dengan ditambah cincin es berlapis yang tersusun dari debu-debu es. 

7. Uranus 
Uranus si dewa langit ini mempunyai istri bernama gaia (dewi bumi) yang menurunkan para titan dan dewa hebat di generasi berikutnya. Uranus memiliki anak yang kuat yaitu saturnus. Planet ini berkabut seperti langit di bumi karena atmosfernya yang terdiri dari hidrogen dan helium. 

8. Neptunus 
Neptunus adalah dewa laut yang ciri khasnya adalah sering membawa trisula, tombak yang berpisau atau bertanduk tiga. Planet ini sangat cocok diberi nama neptunus karena di dalam planet ini terdapat lauan air yangsangat luas yang tersusun dari air beku dan debu yang gagal menguap dikarenakan tekanan pada inti neptunus ini menekan molekul agar tidak bisa menguap.





Thursday, January 3, 2013

Sejarah Manusia Rantai di Sawah Lunto, Sumatera Barat

Sawah Lunto adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh 3 kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 kecamatan dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah Hindia-Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan.

Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia.Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya"

Sejarah Manusia Rantai

Kota ini menyimpan sejarah kelam pekerja paksa di pertambangan yang dikuasai oleh kolonial Belanda. Pada tahun 1858, seorang ahli geologi kebangsaan Belanda, de Groet, menemukan kandungan batubara di sekitar Sungai Ombilin, Sumatera Barat. Penelitian lanjutan dilakukan oleh R. DM. Verbeck sekitar 10 tahun kemudian dengan hasil yang cukup mencengangkan. Daerah-daerah di sekitar sungai tersebut mengandung batubara hingga kisaran puluhan juta. Baru pada tahun 1892, poduksi pertambangan batubara di Ombilin dimulai.

Manusia rantai adalah orang pribumi yang dijadikan budak oleh penjajah Belanda. Banyak dari mereka menemui ajal saat menambang batu bara. Kita bisa mengetahui kisahnya di Lubang Mbah Soero, Sawahlunto.

Pada awal abad ke-20, orang Belanda mendatangkan mandor dari Jawa, salah satunya Mbah Soero, ia diangkat menjadi mandor oleh Kolonial Belanda karena ilmu kebatinan yang dimilikinya.

Sesampainya para buruh ini di Sawahlunto, mereka langsung dikirim ke penjara orang rantai yang khusus dibuat oleh Belanda untuk para buruh paksa (orang rantai). Mereka dipekerjakan membuka lobang tambang Soegar dengan posisi kaki dirantai, makan seadanya dan menerima upah sangat kecil. Namun, tenaga mereka dikuras habis untuk menyelesaikan konstruksi lobang tambang.

Dulunya, Banyak budak atau manusia rantai yang dikerahkan untuk menggali batu bara di sini karena memang memiliki kualitas batu bara yang sangat baik. Disebut manusia rantai, karena kaki setiap budak dirantai dengan bola besi yang berat.

Mereka bekerja siang malam tanpa henti. Jika melawan kehendak, pecutan dan ragam siksaan lain akan didapat. Karena terlalu keras, tak sedikit dari manusia rantai yang akhirnya jatuh sakit. Alih-alih dilarikan ke rumah sakit atau posko kesehatan terdekat, mereka malah ditaruh di sebuah lubang lainnya.

Tidak ada bantuan medis. Mereka yang sakit hanya didiamkan di sana hingga dijemput ajal. Para juragan tambang kolonial sengaja tidak memotret orang rantai yang sedang bekerja di dalam tambang. Tentunya untuk kepentingan politis. Apa kata dunia nanti? Jadi yang dipotret adalah buruh bebas atau buruh kontrak saja. Ini karena kedua jenis buruh ini juga ada di tambang batu bara ombilin.






Monday, October 15, 2012

Informasi Goa Cerme, Imogiri, Bantul, DIY

Kabupaten Bantul, Yogyakarta ternyata masih memiliki satu lagi objek wisata yang tidak kalah menariknya seperti Wisata alam Goa Cerme. Meskipun di Bantul terdapat dua objek wisata yang terkenal yaitu Pantai Parang Tritis dan Makam Raja-Raja Mataram. Wisata alam Goa Cerme, objek wisata yang tersembunyi di Dusun Srunggo, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.Untuk menyusuri seluruh relung Gua Cerme yang memiliki lorong sepanjang 1.200 meter itu, diperlukan waktu sekitar 2 jam lebih. Sepanjang jalan yang dilalui, memiliki alur yang berkelok-kelok, dihiasi stalagtit dan stalagmit yang berlekuk-lekuk. Gua Cerme memiliki panjang 1,5 km yang tembus hingga sendang di wilayah Panggang, desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunung Kidul. 

Keaslian atau kealamian goa cerme masih terjaga secara utuh, hal ini ditandai dengan tidak diperkenankanya alat penerangan listrik didalam goa. Pada sisi lain juga tidak ditemukannya berupa bangunan buatan manusia seperti jembatan didalam goa untuk sarana penyeberangan dalam susur goa ini. 

Bagi para pengujung yang ingin melihat deretan stalagtit yang menakjubkan, dapat menggunakan alat bantu dari senter yang selalu disediakan para guide sebagai alat penerangan. Para guide yang kebanyakan dari penduduk sekitar dengan penuh kesabaran akan menuntun dan mengantarkan Anda, untuk melihat pesona alam yang terletak diatas bukit dan didalamnya terdapat air jernih yang mengalir dengan tenang. Belum selesai Anda melihat ketakjuban akan kejernihan airnya, Anda akan semakin berdecak kagum ketika dari seperempat perjalanan menyusuri goa menyaksikan deretan stalaktit, yang beraneka wujud dan menempel pada bebatuan dinding goa. Sang guide susur goa akan menjelaskan bagaimana stalaktit itu terbentuk, lengkap dengan berbagai cerita dan mitos dibalik indahnya stalaktit tersebut. 

Menurut sejarah ditemukannya goa cerme dari penduduk sekitar, terjadi beberapa abad yang lalu. Waktu itu Mbah Dipo membuka akar-akar pohon yang menutupi perbukitan di sekitar selatan desa Ploso kabupaten Gunungkidul yang juga berbatasan dengan kabupaten Bantul. Dibalik inisiatif Mbah Dipo untuk membuka akar pepohonan ini, ternyata menemukan sebuah goa, yang pada akhirnya dinamakan goa cerme. Nama gua cerme diambil dari nama hutan yang menutupi goa tersebut yaitu Sermin. Berbagai versi cerita pun mengiringi dibalik nama goa cerme. Konon, nama goa cerme pun berasal para wali songo, yang berasal dari kata ceramah. Entah dari mana perkembangannya, hutan atau alas Sermin itu pun berubah nama menjadi Cerme. Dan nama Cerme hingga kini melekat pada goa tersebut. 

Goa Cerme Sebagai Wisata Petualangan dan Wisata Magis


Sebagai goa yang masih terjaga bentuk keasliannya, goa cerme menawarkan beberapa petualangan menantang didalamnya. Dengan jarak tempuh 1,2 km dari pintu masuk yang masih berada di kawasan Bantul, dan finish di desa Ploso kabupaten Gunungkidul, selama jarak tempuh terbut Anda akan berjalan didalam air dengan ketinggian maksimal satu meter. Licinya bebatuan dan terjalnya batu karang yang ada didalam air tersebut, akan menantang Anda sebagai petualang untuk tetap bertahan hingga menempuh garis finis. 

Strategi menyusuri jalan goa, menjadi panduan penting agar tidak tergelincir dan tersandung batu karang dibalik kedalaman air goa tersebut selama perjalanan. Selama kurang lebih tiga jam perjalanan menuju arah finish, pandangan mata harus benar-benar berkonsentrasi pada medan yang ada, karena sedikit saja konsentrasi anda lepas kontrol, mungkin kepala atau kaki Anda akan menyentuh stalagtit dan batu karang yang keras dan mengakibatkan rasa nyeri. Meskipun sedikit nyeri, petualangan yang terjadi di dalam goa akan terhapus dengan sendirinya. Karena keunikan stalagtit dan stalagmit yang ada disekililingnya menjadi objek pemandangan yang bisa menjadi penawar nyeri tersebut. 

Selama menjelajah didalam goa, ada beberapa titik tempat yang selalu mendapat perhatian setiap para pengunjung wisata goa ini. Sumur zamzam, mahkuto mustoko, watu kaji, paseban, keraton, banyu suci, grojokan sewu, dan kahyangan adalah gugusan stalaktit yang terbentuk selama ratusan tahun. Stalaktit tersebut terletak di kiri dan kanan jalan air, yang jika ingin mencapai tempat tersebut dibutuhkan seorang jiwa petualang. Untuk menuju tempat-tempat tersebut sebenarnya tidak susah, akan tetapi diperlukan keberanian dan perhitungan yang matang agar tidak tergelincir karena licinnya batu tersebut. 

Menerobos gelombang air yang tenang selama perjalanan didalam goa, Anda akan kembali melihat pesona mata air yang mengalir dengan deras dan jernih. Menurut pemandu dan warga sekitar, mata air tersebut dinamakan grojokan sewu. Untuk mencapai lokasi ini, Anda harus melewati rintangan berupa jalan yang sempit dan banyaknya stalagtit yang menjorok kebawah dasar air. Gerojokan sewu ini, berasal dari mata airnya yang sumbernya dari pantai selatan, yang sekaligus memasok debit air yang ada di dalam goa ini. 

Dan selama menuyusuri goa, Anda akan kembali dibuat kagum sekaligus heran oleh beberapa bentuk batu stalagmit dan stalagmit yang menyerupai bentuk kepala kelalawar, binatang sapi, dan bentuk gamelan (alat musik jenis pukul dari kesenian tradisional Jawa. Konon, stalagmit dan stalagtit ini terbentuk dari tetesan-tetesan air dari langit goa yang terjadi selama bebrapa tahun silam. Bentuk batu yang berwujud sapi misalnya, dapat Anda temukan letaknya didekat watu kaji, atau kurang lebih satu jam perjalanan dari pintu masuk goa. Kemudian batu berbentuk gamelan dapat dijumpai sekitar 40 persen perjalanan menjelang finish. 

Menurut kepercayaan penduduk sekitar dan para pengunjung goa yang pernah kesini, di tempat batu berwujud gamelan ini, sesekali terdengar suara seperti dari alat musik tersebut. Menjelang garis finish atau tepatnya 300 meter dari pintu keluar, jika Anda memasuki kawasan ini udara hangat akan begitu terasa bila dibandingkan pada suhu udara sebelum memasuki kawasan ini. 

Konon di daerah kawasan ini, dahulunya pernah dihuni oleh manusia purba, dan ini artinya bahwa goa cerme telah ada kehidupan sebelumnya. Terlepas dari beberapa mitos, dan aura magis yang terkandung didalam goa tersebut, goa cerme tetap lah goa yang berpotensi dijadikan sebagai tempat wisata petualangan yang peruntukan bagi khalayak umum. Hal ini dibuktikan oleh beberapa turis dari manca negara seperti dari Perancis, Belgia, Belanda dan Inggris berwisata di goa ini. Kebanyakan dari para pengunjung, memanfaatkan keindahan dan keeksotikan goa ini, kemudian juga sempat dijadikan untuk penelitian ilmiah dibidang Geologi. Hasil dari penelitian bidang geologi ini menemukan, bahwa kandungan batu yang ada di goa cerme masih tergolong langka di dunia. Kandungan batu tersebut salah satu jenisnya adalah phospor. Jenis batu ini, konon hanya terdapat di goa cerme. Keistimewaan batu phospor ini, dapat memancarkan cahaya ditempat yang gelap. 

Di lokasi sekitar goa cerme, terdapat gardu pandang yang tersebar di lima titik lokasi taman goa. Dari gardu pandang ini, Anda dapat menyaksikan aura keindahan kota Yogyakarta. Selain itu, di goa cerme ini ada seni jathilan, atau biasa disebut kuda lumping yang siap menghibur Anda. Biasanya seni jathilan ini, hanya ada dalam satu tahun sekali. Dan itupun bertepatan dengan waktu bersih desa. Namun sekarang, demi memuaskan pengunjung wisata di goa cerme, kesenian tersebut dapat diminta untuk menghibur meskipun secara dadakan. Masih dikawasan goa cerme, jika Anda pecinta tanaman hias, para penduduk setempat menyediakan aneka bonsai seperti bunga anggrek, serut, asem, beringin, preh, jati dan lain-lain. Singkatnya, tanaman hias tersebut, dapat menjadi tanda kenangan dari beberapa sisi cerita indah tentang goa cerme yang berwujud. Selamat Berlibur, dan temukan kesegaran udara alam dikawasan goa cerme, dari selatan kota Yogyakarta.